Rabu, 23 April 2008

Hubungan ESQ dengan Shalat

Hubungan Emosional Spiritual Quetion dengan Shalat

Oleh : ABDULLAH UBAY SIDK, SE

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Perhatian dan pembinaan yang diberikan kepada remaja hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan remaja sebagai pribadi yang unik dan dinamik. Dikatakan unik memang pada dasarnya sejumlah manusia itu adalah makhluk unik, yang setiap individu berbeda dengan individu lainnya. Dikatakan dinamik karena remaja sedang mengalami berbagai perubahan, baik secara fisik, mental maupun penyesuaian sosial. Hal ini membuat status remaja tidak jelas dan terdapat keraguan pada peran yang harus dilakukannya. Menurut Singgih D. Gunarta mengatakan.

“ Keadaan yang tidak menyenangkan ini justru merenggangkan hubungan remaja dengan orang tuanya dan semakin menguatkan ikatan diantara teman sebayanya”. (Singgih D. Gunarta, 200:118)

Perubahan fisik yang terjadi pada remaja misalnya perubahan tinggi badan, berat badan, perkembangan seksualitas pokok dan tanda-tanda seksualitas umum. Perubahan yang terjadi ini menimbulkan masalah dan mengakibatkan hilangnya keseimbangan psikis yang dapat terlihat dengan munculnya kegelisahan dan kebingungan. Keadaan ini juga mempengaruhi perubahan emosi remaja yang oleh Elizabeth Hurlock dijelaskan sebagai berikut:

“Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode badan dan tekanan. Suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat perubahan fisik dan kelenjar”. (Elizabeth Hurlock, 1996:207)

Terjadinya ketegangan emosi disebabkan oleh kesadaran remaja bahwa perubahan fisik yang terjadi akan menurunkn daya tariknya. Padahal yang penting dalam hubungan sosial, interaksi sosial dengan teman sebaya yang sejenis, maupun berlawanan jenis, memiliki peran yang yang penting bagi remaja, ini karena remaja-remaja ingin mewujudkan harapannya untuk membuat jarak antara dia dengan orang tuanya, maupun orang dewasa lainnya, sebagai bentuk dari rasa tidak senangnya padahal yang terlalu dianggap mapan.

Berbagai akibat yang ditimbul oleh perubahan fisik, mental dan perubahan sosial tersebut harus mampu diatasi oleh remaja. Pada saat yang sama, lingkungan sosial menuntut remaja untuk mampu diatasi oleh remaja untuk mengendalikan emosi, maka akibat yang akan ditimbulkan akan menjadi lebih besar. Remaja akan melakukan tindakan yang negatif, yang akan merugikan dirinya bahkan merugikan orang lain.

Upaya untuk membentuk emosi individu menjadi stabil memerlukan kerjasama yang baik antara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kestabilan emosi tersebut diantaranya: pola asuh orang tua, kemampuan pengembangan diri. Menurut HD. Bustaman.

“Dalam pengembangan diri ini hrus dilakukan tekhnik diantaranya adalah pemahaman diri dan aktivitas ibadah sesuai dengan keyakinan agama”. (HD Bustamana)

Islam sebagai agama yang sangat kaya dengan metode-metode yang mengarah pada upaya untuk membentuk emosi yang matang seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain. Dan untuk shalat itu adalah kewajiban yang pertama sesudah mengucap dua kalimat syahadat. Bahwa shalat merupakan pembatasan atau pembeda antara seorang muslim dengan non muslim. Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yang Artinya:

“Batas pembeda antara seseorang dengan kekapiran adalah meninggalkan shalat”.

Seorang yang mendirikan shalat dengan baik dan teratur akan menjadi orang yang berakhlak mulia dan tidak hina. Dia akan menjadi orang yang taat, tiada lagi khianat dan maksiat. Dengan mengulang-ulangi shalat sehari semalam, maka shalat lima kali sehari semalam dengan baik secara teratur diharapkan akan mempunyai rasa tenang dan tentram dalam hatinya.

Dari latar elakang tersebut, penulis merasa terpanggil untuk melakukan penelitian dalam rangka membuktikan shalat yang dilakukan teratur secara baik dipenuhi syarat dan rukunnya akan memberi pengaruh terhadap kestabilan emosi khususnya pada remaja.

1.2. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

Tujuan penelitian sesuai dengan tema diatas maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

1. Untuk mendapatkan data dan informasi tentang kestabilan emosi remaja yang shalatnya teratur.

2. Untuk mendapatkan data dan informasi tentang kestabilan remaja.

Kegunaan penelitian dari hasil penelitian ini terutama bsgi penulis adalah sbeagai berikut:

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan terhadap permasalah-permasalahan yang sesuai dengan penelitian.

2. Untuk memberikan masukan kepada siswa betapa pentingnya shalat yang ditanamkan sejak dini

3. Untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Madrasah Aliyah Negri Cibinong pada jurusan IPS.

1.3. METODOLOGI PENELITIAN

1.3.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif sehubungan dengan masalah yang diteliti adalah masalah yang aktual yang sedang berkembang saat ini. Pemilihan metode ini karena sifat dan kegunaannya dipandang sesaui dengan masalah yang dibahas. Adapun kegunaan metode ini adalah untuk meperjelas atau menggambarkan sesuatu keadaan (masalah)

1.3.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsim Arikunto, 1993:102). Dalam penelitian ini populasi yang dicantumkan adalah 100 remaa.

Sampel adalah sebagai wakil populasi (Suharsini Arikunto 1993:104). Adapun penentuan sampelnya adalah 100 remaja.

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA (LANDASAN TEORITIS)

Hakekat Emosional Question

Menurut Golemen, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosi dengan intelegensi manjaga keselarasan emosi dan mengungkapkannya melalui keterampilan kesadarannya, pengendalian diri, empati dan keterampilan emosi.

Selanjutnya Epstain menyatakan ESQ adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi situasi yang penuh tantangan yang biasanya dapat menimbulkan ketegangan dan kecemasan. Bila seseorang memiliki kecerdasan pada dimensi kehidupan emosional maka ia mampu secara berhasil guna mengendalikan reaksi atau perilakunnya, begitu rupa hingga tidak terpengaruh dengan kegagalan.

Dalam Oxford English Dictionary, emosi didefenisis\kan sebagai “setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu. Setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap”.

Hakekat Shalat

pada saat mi’raj, Rasuullah SAW menerima perintah Ilahi mengenai shlat fardu lima kali sehari semlam. Ketentuan ini ditetapkan di langit agar shalat menjadi mi’raj yang mengangkat martabat manusia lebih tinggi, sehingga sanggup menundukkan hawa nafsu dan bujuk rayu para syetan. (dalam betuk Jin dan manusia) yang suka menipu. Namun demikian shalat lima waktu yang diwajibkan Allah SWT itu bukanlah seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang pada zaman sekarang ini, yang tidak mengerti akan arti dan esensi dari intisari shalat itu sendiri. Islam tidak menggiring manusia berbuat amal ibadah dengan cambuk, tetapi ibadah yang dilakukan harus timbul dari kesadarannya sendiri agar dapat melahirkan kebaikan dan kerelaannya sendiri. Shalat bukanlah bentuk ibadah karena paksaan atau tekanan, melainkan atas dorongan rasa ikhlas, ridha dan kecintaan. Shalat juga bukan ketaatan karena bodoh, dan karena tidak sadar, teapi manusia lebih jauh dari itu yakni dorongan iman yang didukung oleh pikiran dan sekaligus perasaan.

Shalat adalah perintah wajib karena allah SWT yang dengan dapat membedakan seseorang itu kafir atau beriman, kafir kalau seseorang meninggalkannya, dan beriman kalau seseorang menegakkannya.

Hakekat Shalat yaitu:

a. Ibadah yang paling tinggi dan disukai tetapi paling berat dilakukannya

b. Ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT

c. Ibadahnya para Nabi dan orang-orang shaleh

d. Kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan

Hubungan antara ESQ dengan Shalat

Shalat bukan hanya mengandung nilai spiritual malainkan juga mempunyai aktivitas fisikal, mengendorkan jiwa dan badan dari segala ketegangan dan menumbuhkan perasaan kadamain serta kepuasan. Pengaruh ini untuk menstabilkan emosi individu hany dapat dirasakan jika shalat dilakukan secra baik dan teratur, tidak ada yang ditinggalkan syarat serta rukunnya terpenuhi dengan baik.

PEMBAHASAN MASALAH

Identitas Responden

Responden yang penulis ambil dari pengumpulan data sebanyak 100 orang remaja. Adapun dalam hal ini penulis akan menyajikan data yang digambarkan dalam bentuk tabel beserta penjelasannya yang penulis peroleh melalui angket.

Hubungan Shalat lima waktu dengan kestabilan semosi remaja

TABEL 1

PENTINGNYA MELAKSANAKAN SHALAT

No

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

A

Ya

70

70%

B

Tidak

10

10%

C

Kadang-kadang

20

20%

Jumlah

100

100%

Sumber: Hasil Angket No. 1

Dari tabel diatas dapatlah diketahui sangat seringnya melakukan shalat lima waktu dalam sehari semalam sebagai perbuatan yang mulia sebanyak 70 %, sedangkan 10% tidak, dan 20% lagi kadang-kadang.

TABEL 2

PERASAAN SETELAH SHALAT

No

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

A

Nyaman

90

90%

B

Gelisah

-

-

C

Biasa aja

10

10%

Jumlah

100

100%

Sumber: Hasil Angket No. 2

Dari tabel di atas dapat penulis temukan bahwa perasaan yang terajdi setelah shalat merasa nyaman menjawab 90% itu dapat dibuktikan bahwa shalat mempunyai pengaruh yang baik bagi ketenangan jiwa, yang menjawab biasa saja terhadap pengaruh shalat hany 10% dan merasa gelisah terhadap pengaruh shalat tidak didapati.

TABEL 3

PERUBAHAN PRIBADI SETELAH SHALAT

No

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

A

Ya

75

75%

B

Tidak

5

5%

C

Kadang-kadang

25

25%

Jumlah

100

100%

Sumber: Hasil Angket No. 3

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa perubahan perasaan menjadi lebih tenang setelah shalat 75% menjawab ya ya, 20% menjawab kadang-kadang dan 5% saja yang menjawab tidak, itu dapat dibuktikan bahwa shalat mengubah pribadi menjadi baik.

TABEL 4

MELAKSANAKAN SHALAT SECARA TERATUR DAN BAIK

No

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

A

Ya

70

70%

B

Tidak

20

20

C

Kadang-kadang

10

10%

Jumlah

100

100%

Sumber: Hasil Angket No. 4

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa seringkali melaksanakan shalat secara teratur dan baik mencapai 70% dan kadang-kadang 10%, sedangkan yang tidak hanya 20%.

CARA LAIN UNTUK MENDEKATKAN DIRI

KEPADA ALLAH SWT SELAIN SHALAT

No

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

A

Ya

30

30%

B

Tidak

50

50

C

Kadang-kadang

20

20%

Jumlah

100

100%

Sumber: Hasil Angket No. 5

Dari tabel daiats dapat diketahui bahwa ada cara lain yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT selain shalat menjawab 30% dan yang menjawab hanya shalatlah sebanyak 50% dan yang menjawab kadang-kaang hanya 20%.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. KESIMPULAN

Dari hasil analisa peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara kestabilan emosi remaja yang dapat menjalankan shalat lima waktunya dengan baik secara teratur yang dilakukan atas kesadran pribadi dan tanpa pengaruh apapun atau dorongan dari siapapun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa smakin intrinsik pemahaman seorang remaja terhadap shalat lima waktu, maka semakin ia bersikap positif dan dapat menjaga kestabilan emosinya dengan baik.

Hasil analisa juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif antara kestabilan emosi remaja yang tidak dapat menjalankan shalat lima waktunya dengan baik secara teratur yang hanya dilakukan untuk menggugurkan kewajiban shalatnya. Dengan demikian dapat dikatakan pula bahwa semakin ekstrinsik pemahaman seorang remaja terhadap shalat lima waktu, maka semakin individu tersebut bersikap negatif dalam menjaga kestabilan emosinya.

3.2. SARAN

Saran peneliti untuk penelitian yang akan datang agar dapat dapat dikembangkan lagi penelitian-penelitian lain yang menyangkut masalah kestabilan emosi pada remaja ini misalnya dapat dilakukan pada remaja yang mengalami kecanduan obat-obatan terlarang yang masih dalam taraf penyembuhan.

Dan dapat pula dilakukan suatu penelitian mengenai kestabilan emosi remaja dan pengarhnya terhadap proses belajar yang dilakukan pada sekolah-sekolah umum maupun sekolah agama yang sangat mengutamakan metode belajar yang sangat baik (sekolah-sekolah yang elit).

Tidak ada komentar: